Tak jarang kita
mendengar penolakan, seperti: “Aduh, mahal sekali biaya di calon sekolah
pilihanmu Nak. Nampaknya kami tak mampu membiayainya. Kamu tahu kan ?
Ayah tidak punya uang sebanyak itu. Pilih saja sekolahan yang lebih
murah”.
Sudah dapat ditebak suasana hati si anak, yang kecewa
tidak mendapatkan apa yang didambakannya. Tidak jarang pula sang Ayah
menyesal. “Kalau saja aku menabung sejak dulu, tentu anakku tak perlu
kecewa seperti ini”. Nasi sudah menjadi bubur.
Masihkah ada
solusi untuk tidak membuat kecewa si anak? Ada. Pinjam uang. Yang
berarti utang. Saya rasa para pembaca setuju, bahwa hal ini hanyalah
solusi semu alias memindahkan masalah. Selesai masalah untuk menghindari
kekecewaan si kecil, pindah menjadi masalah dikejar hutang, yang tidak
jarang berujung pada masalah besar dalam kehidupan rumah tangga kita.
Sebuah bencana bukan?
Betapa hal ‘kecil’ yang disebut menabung
dapat membuat perbedaan dalam hidup kita. Sayangnya kesadaran menabung
dimasyarakat kita dewasa ini masih minim. Berbagai macam alasan muncul
disaat sebenarnya kita punya kemampuan untuk menabung, seperti : “Masih
banyak keperluan, mudah-mudahan nanti ada sisanya, baru saya tabung”.
Penundaan seperti ini sering berujung pada: tidak pernah sempat
menabung. Waktu terus berjalan, tanpa sadar sampailah kita pada masa
untuk tinggal ‘menyesal’. Apakah hal seperti ini akan Anda biarkan
tejadi dalam hidup Anda?
mengutip kata bijak dari Mother
Teresa: ‘Yesterday is gone. Tomorrow has not yet come. We have only
today. Let us begin’. Marilah mulai menabung dari sekarang.
Bagaimana caranya untuk memastikan bahwa aktivitas menabung kita akan
memberikan hasil yang optimal? Pada saat kita menerima pendapatan rutin
setiap bulan, sudah barang tentu akan mengalir menjadi pengeluaran rutin
bulanan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (sebut saja Belanja),
membayar kewajiban seperti tagihan kartu kredit, cicilan rumah, cicilan
kendaraan dll, serta mengalokasikan dana untuk tabungan. Mana dulu yang
harus dibayar? .
Mari kita tinjau beberapa pola aliran dana rutin
berikut ini:
Pola 1.
Pendapatan -> Belanja ->
Kewajiban -> Menabung
Pada pola yang pertama ini, belanja
didahulukan, kemudian baru membayar kewajiban dan sisanya untuk
menabung. Kebanyakan dari kita menggunakan pola ini dalam kehidupan
sehari-hari. Kelebihan pada pola ini adalah semua kebutuhan belanja anda
dan kewajiban(atau sebagian) anda terpenuhi. Namun biasanya kebutuhan
belanja bervariasi, mulai dari kebutuhan primer sampai barang yang
diinginkan namun tidak dibutuhkan terbeli.
Kemungkinan Anda
membelanjakan semua dana yang ada sangat tinggi sehingga tidak semua
kewajiban terbayar dan tidak ada sisa lagi untuk menabung. Kecuali Anda
adalah orang yang sangat hemat dalam belanja.
Untuk jangka
panjang, pola ini akan sangat sulit dalam mendapatkan arus kas positif,
bahkan akan menjadi beban bulan berikutnya (yang sebetulnya tidak perlu
terjadi), mengingat masih ada tunggakan cicilan yang tentunya akan
terkena bunga majemuk (bunga berbunga).
Pola 2.
Pendapatan -> Kewajiban -> Belanja -> Menabung
Pada
pola kedua ini, karena kewajiban dibayar lebih dulu, maka Anda akan
terhindar dari beban biaya yang tidak perlu dalam bentuk beban bunga
majemuk akibat penundaan pembayaran kewajiban tersebut di bulan
berikutnya. Namun tetap saja kemungkinan Anda akan menghabiskan dana
yang tersisa untuk belanja masih sangat tinggi. Sehingga tidak ada sisa
untuk menabung.
Pola 3.
Pendapatan -> Menabung
-> Kewajiban -> Belanja
Menurut hemat saya, pola ketiga
ini adalah yang terbaik. Artinya, Anda mewajibkan diri untuk memotong
pendapatan Anda untuk menabung lebih dulu. Ada baiknya Anda merubah
“Mind set” tentang tabungan ini dengan konsep “Paying yourself first”
sebagai prinsip utama dalam buku “The Richest Man in Babylon” karangan
George S. Clason (baca deh!). Dalam buku ini memberikan inspirasi bahwa
anda sebaiknya menghargai segala usaha anda selama ini dengan membayar
diri sendiri paling tidak (minimal) 10 % dari pendapatan Anda dalam
bentuk tabungan wajib Anda sebelum membayar kewajiban Anda dan
membelanjakannya.
Hal ini akan memberikan keleluasaan bagi
peningkatan aset Anda melalui dana tabungan yang terkumpul. Dana
tabungan tersebut akan menjadi “Income Generating Asset” atau Aset yang
memiliki kemampuan mengembangkan dirinya sendiri yang akan memberi Anda
“passive Income”. Tentu besarnya pendapatan pasif ini bergantung pada
instrumen keuangan yang anda pilih untuk menempatkan dana tabungan Anda .
Nah, perbedaannya sekarang mau menabung di bank atau di perusahaan
Asuransi , keduanya sama-sama bermanfaat . Jika anda berpikir panjang
menabung di perusahaan asuransi adalah cara menabung yang sangat tepat
untuk mewujudkan impian jangka panjang, selain ada manfaat rawat inap
saat mengalami sakit kritis kita juga dibimbing untuk rutin menabung
setiap bulannya. MARI BERASURANSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar