Minggu, 22 Juli 2012

Suka Belanja Tas Branded? Jadikan Investasi dengan Tips Ini!

Jakarta - Belanja barang fashion kini tak lagi hanya sebuah kebutuhan atau kesenangan, tapi juga bisa menjadi investasi yang cukup menjanjikan. Jika Anda termasuk shopaholic yang hobi belanja barang mewah maupun branded, kenapa tidak menjadikannya sesuatu yang punya nilai jual atau sumber pendapatan?

Salah satu fashion item yang berpotensi dijadikan investasi adalah tas branded. Financial planner Lisa Soemarto menjelaskan, harga jual tas branded setiap tahunnya bisa mengalami kenaikan bahkan hingga 30 persen.

"Jika diamati, harga sebuah tas lima tahun lalu akan mengalami kenaikan harga kira-kira 50 persen. Sedangkan harga jual saat ini adalah 30 persen dari harga tas yang baru. Sehingga nilai tas second masih mempunyai nilai 20 persen di atas harga beli 5 tahun yang lalu," ujar Lisa, saat ditemui wolipop di Ritz-Carlton Hotel, SCBD Sudirman, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Namun bukan sembarang merek tas, melainkan merek tertentu yang memang memiliki permintaan pasar cukup tinggi, termasuk di pasar secondary (barang secondhand). Tiga di antaranya Hermes, Louis Vuitton dan Chanel.

Selain merek, yang harus diperhatikan adalah model dan warna. Lisa menjelaskan, tak semua model tas bermerek bisa dijadikan investasi. Lalu, tas dengan tipe seperti apa?

"Model yang klasik abadi, kualitas kulit dan hardware nya premium sehingga bisa dipakai bertahun-tahun bahkan bisa diwariskan ke anak. Untuk warna, yang klasik seperti hitam, krem dan coklat memiliki nilai dan penggemar tersendiri," terangnya.

Namun sebelum berinvestasi pada barang mewah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Apa saja?

1. Pastikan kondisi keuangan sehat. Artinya, cashflow positif, tagihan kartu kredit selalu dilunasi, memiliki dana darurat, asuransi kesehatan dan asuransi jiwa yang cukup.

2. Sudah memiliki investasi pada produk-produk yang liquid seperti saham, obligasi, Reksa Dana dan logam mulia.

3. Memiliki anggaran khusus dan perencanaan untuk belanja barang mewah.

4. Memilih barang-barang yang setelah beberapa tahun akan dijual lagi masih memiliki nilai. Sedikitnya sama dengan harga beli saat itu. "Karena tidak semua barang mewah dapat dijual lagi dengan harga yang 'bagus' sebagai investasi," jelas Lisa.

5. Memelihara dan mencatat barang mewah apa saja yang telah dibeli. Lengkap dengan nilainya seperti layaknya produk investasi.

6. Rajin memonitor pasar barang secondhand, sehingga selalu tahu harga dan model yang diminati komunitas pasar sekunder. Untuk hal yang satu ini, manfaatkan naluri belanja Anda yang menggila itu.



Redaksi: redaksi[at]wolipop.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar